Senin, 05 Juli 2010

DOLLAR JATUH; EURO NAI KE ATAS $1.25

Euro naik ke level terkuat lima minggu di atas $1.25 pada hari Kamis, sementara itu Dollar melemah secara global setelah data yang mengecewakan semakin mengkhawatirkan pasar bahwa pemulihan ekonomi AS macet.

Kekhawatiran terhadap masalah hutang dan likuiditas di zona Euro berkurang pada hari Kamis setelah Spanyol berhasil menjual obligasi lima tahun sebesar 3.5 milyar Euro, menambah sentimen positif sehari sebelumnya yaitu ECB meminjamkan uang yang lebih sedikit dari yang diperkirakan melalui lelang ECB.

Pergerakan ke atas Euro dipercepat setelah berhasil menembus level resistance di sekitar $1.2468 dan $1.2470. Likuiditas yang tipis menjelang akhir pekan panjang Hari Kemerdekaan Amerika Serikat, memperburuk pergerakan.

Pada akhir perdagangan pasar New York, Euro ditutup naik 2.4 % menjadi $1.2521 setelah berhasil menyentuh level tertingginya di $1.2541. Ini merupakan penguatan harian terbesar Euro sejak pertengahan Maret tahun 2009.

Joseph Trevisani, analis dari FX Solutions di Saddle River, New Jersey mengatakan permintaan terhadap Euro meningkat selepas tengah hari terutama sekali setelah level $1.25 berhasil ditembus, para pelaku pasar buru-buru menutup posisi jual Euro menjelang diumumkannya data payroll, hari Jumat.

Analis teknikal dari BNP Paribas mengatakan momentum lebih condong mengangkat Euro dengan target di $1.270 sampai $1.2785, oleh karena itu ia merekomondasikan untuk membeli Euro di level yang lebih rendah. Untuk pertama kalinya sejak Desember, indikator momentum bulanan Euro/Dollar telah berhenti menurun dan beranjak naik," kata analis tersebut dalam catatan kepada para nasabah.

Terhadap Yen, turun di bawah level 87 Yen setelah secara mengejutkan data jobless claims meningkat bersamaan dengan rekor penurunan penjualan rumah tertunda dan pertumbuhan manufaktur yang lebih lambat dari perkiraan. Dollar ditutup turun 0.9 % ke level 87.64 Yen setelah sempat melemah ke level 86.96 Yen, terendah dalam tujuh bulan terakhir.

Hubungan terbalik antara Dollar dan bursa saham menunjukkan tanda-tanda pemecahan pada hari Kamis karena baik Wall Street dan Dollar sama-sama bergerak turun. Selama beberapa minggu terakhir, Dollar telah bergerak ke arah yang berlawanan dengan saham, cenderung naik ketika saham jatuh karena para investor menjadikan Dollar sebagai instrumen yang aman.

Untuk perdagangan hari ini, kelihatannya konsentrasi pasar akan tertuju pada data non-farm payroll, dimana diperkirakan terjadi penurunan penyerapan tenaga kerja yang cukup tajam dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Apabila data non-farm payroll keluar lebih jelek dari perkiraan, maka besar peluang Dollar akan kembali melemah secara global. (Reuters)

Share/Bookmark

0 komentar:

Posting Komentar