
Dampak buruk dari intervensi mata uang, seperti usaha yang diperlihatkan oleh Swiss National Bank (SNB) baru-baru ini, mungkin dapat mencegah pemerintah di negara ekonomi maju dari masuk ke dalam permainan yang semakin merugikan.
Menguatnya Yen baru-baru ini, sebagian dilatarbelakangi oleh melemahnya Dollar yang berasal dari kekhawatiran tentang ekonomi AS, telah memperbaharui spekulasi bahwa otoritas moneter Jepang akan mengintervensi dengan menjual Yen.
Tetapi, dengan volume harian sekitar $3 triliun (1.91 triliun pound), beberapa pelaku pasar mengatakan pasar forex terlalu besar bagi otoritas untuk mengontrol nilai tukar mata uang utama. Kasus baru-baru ini juga telah menunjukkan volatilitas pasar, sebenarnya meningkat setelah intervensi.
"SNB mempergunakan dana yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk membeli mata uang asing dan hasil terbaiknya adalah hanya memperlambat kecepatan menguatnya Swiss franc, tetapi meningkatkan volatilitas," kata Derek Halpeny, dari Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ. "Itulah yang membuat persoalan sulit untuk beberapa negara seperti Jepang yang menginginkan pergerakan yang teratur."
Ketika SNB di bulan Juni mengakhiri kebijakan lama selama 15 bulan yaitu menekan Swiss franc terhadap Euro, mata uang Swiss mencapai rekor tertinggi di 1.3070 franc dua minggu kemudian. EUR/CHF diperdagangkan di sekitar 1.3540 pada hari Jumat.
"Mengingat sifat pasar, intervensi mata uang dapat kemudian menyebabkan ayunan tajam ke arah yang beralawanan yaitu ke arah yang dikehendaki," kata seorang trader senior valuta asing.
Ketua SNB Phillipp Hildebrand juga berpeluang untuk rugi sekitar 14 milyar Swiss franc (8.6 milyar pound) di dalam pembukuan bank dari intervensi jual Swiss franc. Beberapa orang mengatakan itu semakin membuat lebih sulit untuk membenarkan intervensi selanjutnya.
"Orang-orang membeli Swiss franc sebagai pengaman (safe-haven) dan SNB memberikan mereka kesempatan untuk membeli pada harga rendah secara palsu," katanya
Para spekulan mata uang masih memegang posisi beli bersih di Swiss franc dalam pekan yang berakhir tanggal 20 Juli, data yang diperlihatkan oleh Commodity Futures Trading Commission.
Tokyo dapat mengambil palajaran dari masalah-masalah disekitar intervensi mata uang yang terbatas keberhasilannya dimasa lalu. Dalam hal apapun, para pelaku pasar tidak berharap Jepang untuk melakukan intervensi langsung kecuali Dollar jatuh di bawah level terendah sepanjang sejarah di 79.75 Yen.
Selain itu, Jepang akan mendapatkan kesulitan untuk melakukan internvensi politik ketika tekanan global terhadap China untuk membiarkan mata uang Yuan bergerak bebas.
Pembalikan risiko satu bulan juga memperlihatkan bias yang akan kecil terhadap Yen yang lebih tinggi dan tidak di level dimana-pun yang akan memicy intervensi, kata trader option.
Tokyo menghabiskan 35 triliun Yen dalam waktu 15 bulan yang berakhir pada bulan Maret 2004. Sejak itu Tolyo telah menahan diri dari intervensi terang-terangan, sekalipun Yen menyentuh level terkuat 14 tahun di 84.82 Yen, akhir Nopember.
Amerika Serikat dan Inggris telah menahan diri dari mencari level harga khusus dari mata uang mereka sebagai alat kebijakan, sementara bank sentral Eropa hanya melakukan intervensi setelah Euro jatuh $0.8225 di tahun 2000, bersama kelompok negara G7 untuk menopang Euro. (Reuters)
Menguatnya Yen baru-baru ini, sebagian dilatarbelakangi oleh melemahnya Dollar yang berasal dari kekhawatiran tentang ekonomi AS, telah memperbaharui spekulasi bahwa otoritas moneter Jepang akan mengintervensi dengan menjual Yen.
Tetapi, dengan volume harian sekitar $3 triliun (1.91 triliun pound), beberapa pelaku pasar mengatakan pasar forex terlalu besar bagi otoritas untuk mengontrol nilai tukar mata uang utama. Kasus baru-baru ini juga telah menunjukkan volatilitas pasar, sebenarnya meningkat setelah intervensi.
"SNB mempergunakan dana yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk membeli mata uang asing dan hasil terbaiknya adalah hanya memperlambat kecepatan menguatnya Swiss franc, tetapi meningkatkan volatilitas," kata Derek Halpeny, dari Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ. "Itulah yang membuat persoalan sulit untuk beberapa negara seperti Jepang yang menginginkan pergerakan yang teratur."
Ketika SNB di bulan Juni mengakhiri kebijakan lama selama 15 bulan yaitu menekan Swiss franc terhadap Euro, mata uang Swiss mencapai rekor tertinggi di 1.3070 franc dua minggu kemudian. EUR/CHF diperdagangkan di sekitar 1.3540 pada hari Jumat.
"Mengingat sifat pasar, intervensi mata uang dapat kemudian menyebabkan ayunan tajam ke arah yang beralawanan yaitu ke arah yang dikehendaki," kata seorang trader senior valuta asing.
Ketua SNB Phillipp Hildebrand juga berpeluang untuk rugi sekitar 14 milyar Swiss franc (8.6 milyar pound) di dalam pembukuan bank dari intervensi jual Swiss franc. Beberapa orang mengatakan itu semakin membuat lebih sulit untuk membenarkan intervensi selanjutnya.
"Orang-orang membeli Swiss franc sebagai pengaman (safe-haven) dan SNB memberikan mereka kesempatan untuk membeli pada harga rendah secara palsu," katanya
Para spekulan mata uang masih memegang posisi beli bersih di Swiss franc dalam pekan yang berakhir tanggal 20 Juli, data yang diperlihatkan oleh Commodity Futures Trading Commission.
Tokyo dapat mengambil palajaran dari masalah-masalah disekitar intervensi mata uang yang terbatas keberhasilannya dimasa lalu. Dalam hal apapun, para pelaku pasar tidak berharap Jepang untuk melakukan intervensi langsung kecuali Dollar jatuh di bawah level terendah sepanjang sejarah di 79.75 Yen.
Selain itu, Jepang akan mendapatkan kesulitan untuk melakukan internvensi politik ketika tekanan global terhadap China untuk membiarkan mata uang Yuan bergerak bebas.
Pembalikan risiko satu bulan juga memperlihatkan bias yang akan kecil terhadap Yen yang lebih tinggi dan tidak di level dimana-pun yang akan memicy intervensi, kata trader option.
Tokyo menghabiskan 35 triliun Yen dalam waktu 15 bulan yang berakhir pada bulan Maret 2004. Sejak itu Tolyo telah menahan diri dari intervensi terang-terangan, sekalipun Yen menyentuh level terkuat 14 tahun di 84.82 Yen, akhir Nopember.
Amerika Serikat dan Inggris telah menahan diri dari mencari level harga khusus dari mata uang mereka sebagai alat kebijakan, sementara bank sentral Eropa hanya melakukan intervensi setelah Euro jatuh $0.8225 di tahun 2000, bersama kelompok negara G7 untuk menopang Euro. (Reuters)

0 komentar:
Posting Komentar