Senin, 02 Agustus 2010

PENGUATAN EURO MUNGKIN MASUK KEPUTARAN TERAKHIR

Euro telah memperlihatkan keperkasaannya di bulan Juli tetapi akan tenang sebelum musim panas karena pasar berpegang pada diperpanjangnya kondisi melambatnya pertumbuhan ekonomi zona Euro.

Euro memasuki perdagangan bulan Juli $1.21, tidak jauh dari level terendah bulan Juni di $1.1876, level terendah Euro sejak tahun 2006. Para investor takut krisis hutang di beberapa negara ekonomi kecil zona Euro mungkin benar-benar memisahkan kesatuan moneter negara Eropa.

Euro telah naik ke atas level $1.30. Para trader mengatakan uang riil investor, termasuk bank sentral menjadi pemicunya, yaitu membeli Euro dan mata uang berimbal hasil lebih tinggi seperti Kiwi untuk meningkatkan keuntungan jangka pendek.

Kondisi oversold Euro dan buruknya data ekonomi AS sehingga mematahkan harapan peningkatan suku bunga AS tahun ini, membantu menyulut pengurangan posisi jual Euro. Stress test minggu lalu, yang memperlihatkan sebagian besar bank Eropa dalam keadaan sehat serta lelang obligasi Yunani dan Spanyol yang mulus, secara bersama meredakan kecemasan.

Data dari Commodity Futures Trading Commission memperlihatkan taruhan terhadap Euro mencatat rekor di bulan Mei, walaupun terus menurun dimana para spekulan hanya sedikit posisi jual Euro sampai minggu yang berakhir pada tanggal 20 Juli.

Namun di beberapa hal, fundamental akan menegaskan kembali goncangannya terhadap nilai tukar. Bank Sentral Eropa (ECB) memperkirakan pertumbuhan ekonomi zona Euro tidak akan lebih dari 1.3 % tahun ini dan 2.2 % tahun berikutnya, sehingga posisi Euro jauh di atas $1.30 mungkin sedikit sulit.

"Banyak pelaku pasar yang menjual Euro dan telah terlempar dari posisi mereka serta banyak uang yang melatarbelakangi pergerakan keluar dari aset yang lebih aman ke aset berimbal hasil lebih tinggi. Tetapi setelah Euro terlalu tinggi, dan Eropa tidak dapat mempertahankan itu," kata Sebastien Galy, ahli strategi senior dari BNP Paribas di New York.

"Kami melihatnya naik ke $1.3150 - $1.3500 adalah target yang super agresif -- tetapi kemudian kami berpikir cerita fundamental akan menjadi faktor penting, sehingga tak seorang-pun yang tertarik untuk mendorongnya lebih tinggi."

Shaun Osborne, analis dari TD Securities di Toronto mengatakan setelah Euro menembus level $1.24 pada awal bulan ini, indikator teknikal menyarankan bahwa Euro bisa naik ke level $1.31 - $1.32. "Tetapi pelaku pasar tidak sepenuhnya percaya bahwa Euro dapat terus menguat," katanya. "Paling-paling, tampaknya itu hanya aksi pengurangan posisi jual (short covering) dari pada secara langsung membeli Euro, dan jangka menengah, kami kira Euro tetap akan jatuh."

Walaupun penutupan posisi jual Euro terhadap Dollar mungkin memudar, menguatnya Euro terhadap Swiss franc tampaknya mendapatkan momentum, kata Steven Englander dari CitiGroup. EUR/CHF diperdagangkan di sekitar level 1.38 franc, naik dari level 1.3250 pada awal bulan Juli dan Englander katakan pergerakan ke level 1.4000 - 1.4250 semakin membuat mereka yang membeli Swiss franc meringis kesakitan.

"Struktur penilaian telah bergeser lebih banyak mendukung Euro, sehingga mungkin terdapat risiko kapatulasi cepat atas posisi beli franc," tulisnya dalam catatan kepada klien.

Galy mengatakan ia berharap penguatan Euro akan semakin melemah sebelum titik tersebut. "Pasar masih beli Swiss franc, jadi ini masih merupakan aksi short covering, tetapi kami berharap semuanya berakhir di sekitar 1.4000 franc," katanya.

BNP Paribas memperkirakan Euro pada akhir tahun akan berada di level $1.08, di atas perkiraan sebelumnya yaitu di level paritas, tetapi masih lebih baik dari posisi harga sekarang di $1.2980. Galy katakan bahwa para investor mulai mendukung Euro sebagai mata uang pendanaan untuk membiayai carry trade, dimana dalam hal ini akan menggunakan pinjaman Euro yang rendah untuk membiayai transaksi di mata uang atau aset yang berimbal hasil tinggi.

Dalam beberapa tahun terakhir, peran tersebut telah diisi oleh Yen, dengan tingkat suku bunga rendah dan Dollar. Dollar menjadi mata pendanaan yang menarik setelah the Fed memotong suku bunga hingga mendekati nol persen untuk membantu ekonomi AS keluar dari resesi.

Galy mengatakan bahwa Yen akan tetap menjadi mata uang pendanaan favorit bagi investor Jepang tetapi memperkirakan Euro akan menggantikan peran Dollar sebagai mata uang pendanaan terhadap yang lainnya. "Amerika memiliki potensi untuk keluar dari beberapa isu ekonomi, tetapi Eropa akan tetap memburuk untuk waktu yang lama," katanya .

Michael hart, analis CitiGroup mengatakan Euro jatuh ke bawah level $1.20, sekrang ini tampaknya tidak mungkin karena pasar tidak lagi takut bahwa masalah hutang Eropa akan menghancurkan zona Euro. Tetapi dikatakannya penguatan Euro selanjutnya akan membutuhkan perbedaan imbal hasil untuk mendukungnya, "dimana sulit untuk membayangkan tanpa adanya pergerakan tingkat suku bunga nyata." (Reuters)

Share/Bookmark

0 komentar:

Posting Komentar